Kisah Sepotong kue

Rabu, 27 Februari 2013

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jam sebelum jadwal terbangnya pergi. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sepotong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu dari dua kue yang berada diantara mereka.


Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, menguyah kue dan melihat jam. Sementara si pencuri kue yang berani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu.

Wanita itupun berpikir :  “ kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!”
setiap ia mengambil kue, Si lelaki juga mengambilnya satu.
ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu.
Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.
si lelaki menawarkan separo miliknya sementar ia makan yang separohnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir :” ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.
ia menghela napas  lega saat penerbangan di umumkan.

Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si “ pencuri tak tau berterima kasih”. Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget.
Di situ ada kantong kuennya, didepan matanya!!!
koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati.
jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi.
terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih.

Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tau berterima kasih.
dan dialah pencuri kue itu!

Dalam hidup ini kisah pencuri  kue seperti tadi sering terjadi 
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
                Orang lainlah yang selalu salah
                orang lainlah yang patut disingkirkan
                Orang lainlah yang tak tau diri
                orang lainlah yang tak berdosa
                orang lainlah yang selalu bikin masalha
                orang lainlah yang pantas di beri pelajaran
padahaal

                Kita sendiri yang mencuri kue tadi
                Kita sendiri yang tidak tau berterima kasih

Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian dan gagasan orang lain
sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya



0 comments:

Posting Komentar