Frye Vs Daubert Standards

Rabu, 14 Mei 2014

Sejarah Frye dan Daubert

Tahun 1923, standar penerimaan bukti ilmiah di Amerika Serikat menggunakan Frye standar. Namun Frye pada kasus percobaan pembunuhan dimana terdakwa tidak dapat memperkenalkan saksi ahli karena tidak lolos pada tes kebohongan yang berdasarkan tekanan darah sistolik.

Tahun 1993 munculah sebuah isu ketika Mahkamah Agung memutuskan untuk menggunakan Standar Daubert sebagai standar penerimaan bukti ilmiah di pengadilan. Namun baru setelah 1 Januari tahun 2.000 perubahan aturan bukti federal nomor 702 diberlakukan. Berdasarkan peraturan 702, sidang pengadilan harus dapat memberikan keyakinan pada diri sendiri (hakim) bahkan kepada audience bahwa kesaksian yang diberikan telah berdasarkan :
  1. Didasarkan atas fakta atau data yang memadai.
  2. Produk kesaksian berdasarkan prinsip-prinsip dan metodef yang handal.
  3. Saksi telah menerapkan prinsip-prinsip dan metode yang handal berdasarkan fakta-fakta yang terjadi.
Dengan diubahnya aturan 702 yang berfungsi sebagai tonggak bagi para praktisi dan pengacara yang didasarkan pada Daubert yang telah disempurnakan pada prinsip Kumho, makafokus penyelidikan suatu kasus harus didasarkan atas 2 isu berikut ini :
  1. Apakah penalaran dan metodologi didasrkan pada teori ilmiah atau teknik yang berlaku ilmiah
  2. Apakah penalaran atau metodologi dapat diterapkan pada fakta-fakta tertentu yang terdapat pada permasalahan kasus?
Atas beberapa hal tersebut, pengadilan tidak hanya harus memastikan kebenaran dari kesaksian ahli berdasarkan penerimaan umum saja, namun juga harus berdasarkan 4 pondasi sebagai pertimbangan atas diterimanya kesaksian ahli, yaitu :
  1. Apakah bukti tersebut pada umumnya diterima oleh masyarakat yang berada di lingkungan terjadinya kasus tersebut?
  2. Apakah metodologi yang diterbitkan atau digunakan telah mengikuti standar atau aturan yang ada?
  3. Apakah metodologi yang digunakan itu berpotensi memiliki tingkat rata-rata mendekati kesalahan?
  4. Apakah hasilnya itu dapat diuji? Standar Daubert tersebut kemudian disempurnakan oleh Kumho Tire Co. Ltd. Dengan menambahkan aspek diluar ilmu ilmiah, teknik yang digunakan, dan keaslian ahli pada bidangnya.
Perbedaan Utama antara Frye dengan Daubert
Perbedaan disini dilihat dari sudut pandang yuridiksi, yaitu ;
  1. Pada Frye : Hakim pengadilan lebih ditekankan dengan menekan apakah kesaksian tersebut telah berlaku umum dan telah digunakan secara relevan oleh komunitas ilmiah.
  2. Pada Daubert : Hakim pengadilan berperan sebagai palang pintu terakhir dimana mereka harus menilai dari keandalan bukti dari saksi ahli.
Pada Frye : Terletak pada kesaksian ahli yang terbatas pada kesaksian ilmiah saja, dengan mengecualikan testimoni dari saksi ahli, seperti testimoni dari ahli kesehatan atau medis.
Pada Daubert yang telah disempurnakan oleh Kumho : kesaksian ahli dapat meluas ke segala aspek yang bersangkutan pada kasus tersebut.

Perbedaan antara Frye dengan Daubert di Pengadilan Negeri (State court) Perbedaan disini dilihat dari tingkat kerelatifan diterimanya pengambilan keputusan atas suatu kasus, yaitu :

1. Daubert lebih liberal (berpandangan luas) daripada Frye.
Dalam hal ini dilihat bahwa kesaksian ahli yang digunakan oleh Daubert lebih bersifat luas, karena tidak hanya melihat dari sisi ilmiah saja, namun dari sisi teknik yang digunakannya, dan kompetensi saksi ahli pada kasus tersebut. Sedangkan Frye lebih menekankan pada kesaksian ahli yang telah diterima umum dan telah teruji secara ilmiah oleh sekelompok komunitas ilmiah.

2. Daubert sifatnya lebih teliti, tepat dan ketat daripada Frye.
Dalam Daubert yang lebih mengedepankan kompetensi dari saksi ahli yang memungkinkan digunakannya saksi ahli yang lebih dari 2 dan dinilai setiap teknik atas pemberian kesaksian tersebut yang dihubungkan dengan bukti fisik, memungkinkan lebih tepat dalam pengambilan keputusan nantinya. Sedangkan Frye yang menekankan pada penerimaan umun atas kesaksian ilmiah tersebut dinilai kurang dapat membantu pengambilan keputusan yang mungkin hanya dapat diterima oleh komunitas ilmiah dalam suatu daerah saja, namun apabila dilihat oleh komunitas ilmiah daerah lain belum tentu keputusan itu tepat diterapkan pada penerimaan umum di daerah tersebut.

3. Penerimaan atas kedua standar tersebut tidak masalah.
Dalam hal ini dilihat dari segi penerimaan seluruh bukti. Baik itu dari tingkat waktu yang digunakan, dimana Daubert lebih cenderung menggunakan waktu yang cukup lama dalam menganalisis hingga mengambil keputusan, sedangkan pada Frye dari segi waktu dalam menganallisis hingga mengambil keputusan bersifat sebentar, karena hanya didasarkan oleh penerimaan umum atas suatu komunitas ilmiah saja yang tentunya sudah umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada daerah tersebut. Namun pada praktiknya, banyak para pengacara yang memberikan saran kepada para hakim di pengadilan negeri untuk mengadopsi Daubert atau Frye saja dalam satu Negara, namun tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan adopsi berdasrkan Daubert dan Frye.

Perbedaan Daubert dengan Frye dari Sudut Pandang Praktisi (Pengacara)
Pertimbangan yang harus atau biasa diperhatikan oleh para pengacara yang didasarkan pada Standar Daubert yaitu :
  1. Apakah untuk mendapatkan kesaksian ahli cukup dari dalam (yang terlibat langsung pada kasus tersebut) atau membutuhkan kesaksian ahli dari luar (saksi ahli yang kompeten di bidangnya)?
  2. Prosedur yang digunakan pada pengadilan lebih bersifat melayani berdasrkan Daubert atau Frye?
  3. Pastikan saksi ahli atau kasus tersebut menggunakan metodologi yang sama digunakan oleh pengacara (hokum) atau menggunakan teknik lain diluar pengadilan yang didasarkan atas pengalaman/pengetahuan atas kompetensi yang dimilikinya.
  4. Apakah pengadilan yang berdasarkan Standar Daubert masih membutuhkan bukti ilmiah lain?
  5. Apakah penggugat/lawan mematuhi peraturan nomor 26 (a)?Dalam pengadilan yang menggunakan aturan prosedur sipil mirip dengan Acara Perdata federal 26 ( a), jika lawan Anda telah gagal untuk memberikan pengungkapan yang memadai di bawah kekuasaan itu, pengadilan bisa melarang dia untuk menggunakan bukti yang telah diungkapkan. Jika Anda menemukan diri anda dituduh gagal untuk membuat pengungkapan ahli yang memadai, Anda bisa berpendapat bahwa kegagalan (jika ada) secara substansial dibenarkan dalam situasi , atau bahwa itu merupakan situasi yang berbahaya.
  6. Apakah saksi ahli yang digunakan telah cocok dengan kriteria Daubert?
  7. Perlunya melihat factor-faktor diluar non-ekslusif yang ada dalam Standar Daubert.
Pertimbangan yang harus atau biasa diperhatikan oleh para pengacara yang didasarkan pada  Standar Frye ketika akan menantang atau menawarkan kesaksian ahli yaitu :
  1. Kesimpulan ahli, metodologi, dan penalaran telah sesuai dengan Frye.
  2. Komunitas ilmiah. Dalam hal ini komunitas ilmiah berperan penting dalam penetapan standar penerimaan umum yang akan digunakan.
  3. Penerimaan umum. Dalam hal ini pengadilan harus dapat memberikan suatu keputusan yang dapat diterima oleh komunitas ilmiah.
  4. Apakah kesaksian ahli tersebut berdasarkan fakta?
  5. Apakah kesaksian ahli tersebut berdasarkan ilmiah?
  6. Pengecualian atas pendapat murni / asli atas suatu kasus.Pada Standar Frye dimana kesaksian dari ahli akan diterima apabila penelitian yang dilakukan sendiri dapat sesuai dengan teori-teori, metodologi atau teknik yang digunakannya sesuai dan dapat diterima pada pengadilan Frye.
  7. Sesuai atau tidak dengan aturan atas bukti nomor 403 702.
  8. Bukti pendukung akan membantu saksi ahli yang menanggung beban pada umumnya.
Daftar Pustaka
Barker., C. and Desmond.m Mary E. ……….. Frye’D By Admissibility Standards : Does The Standard of Admissibility in State Court Make Any Difference in Practice?. (Diakses 30 Oktober 2013).
Berdy., Christopher. And Bottcher., Christopher. ……… The Basics of Appliying Daubert and Frye in State Court. (Diakses 30 Oktober 2013).
McLeod., Alma Kelley. 2000. Is Frye Dying or Is Daubert Doomed? Determining The Standard of Admissibility of Sicentific Evidence in Alabama Courts. (Diakses 30 Oktober 2013

0 comments:

Posting Komentar